Filosofi kendaraan beroda empat angkot dalam berbisnis ini penting untuk diketahui oleh para pengusaha, pebisnis pemula maupun calon entrepreneur sukses. Di sini kita akan mencoba memahami prinsip kewirausahaan dengan mengibaratkan urusan ekonomi itu yakni sebuah kendaraan beroda empat angkutan umum, truk, pick up, bus kota, pesawat, kereta api, sepeda motor atau kendaraan bermotor lain.
Kami kira semua orang sudah pernah melihat bentuk wujud serta bagaimana sistem kerja alat transportasi ini berjalan bukan? Nah, di sini kita akan berguru bagaimana cara berbisnis secara benar dengan mengambil nasihat - makna tersirat dari filosofi sopir kendaraan beroda empat angkutan
Sebelum mengulas arti filosofi kendaraan beroda empat angkot dalam dunia bisnis, ada baiknya kita samakan persepsi terlebih dulu. Di sini kita bicara filosofi urusan ekonomi secara umum. Bukan membahas khusus ihwal falsafah para pengusaha pembuat mobil, dealer, bengkel, jasa transportasi dan perjuangan yang bekerjasama dengan urusan ekonomi di bidang otomotif saja. Makara bisa diterapkan oleh semua pengusaha, baik yang bergerak di bidang produksi barang maupun jasa sebagai materi renungan serta motivasi.
filosofi angkot dalam berbisnis |
Secara ekspilsit, ada persamaan cara kerja mobil, truk, bus, pesawat dll dengan dunia bisnis. Anggap saja kendaraan itu yakni perusahaan. Sedang sopirnya yakni pengusaha yang menjalankan perusahaan tersebut. Meskipun terdengar maksa, tak ada salahnya kita ambil sisi nyata dari filosofi kendaraan beroda empat angkutan / bus kota berikut ini. Semoga memberi wangsit dan motivasi
Filosofi sopir Angkot: Mobil berjalan jikalau ada sopirnya
Tolong jangan mencibir, “Kan sekarang ada kendaraan beroda empat otomatis yang bisa berjalan sendiri tanpa sopir, Om?”
Tepat sekali. Itulah pemikiran inovatif yang diterapkan startup urusan ekonomi di masa kecanggihan teknologi ini. Contohnya bisa kita lihat pada layanan jasa keuangan berjulukan ATM dan e-banking. Tanpa layanan pegawai atau operator, nasabah bisa bertransaksi sesuai kehendak secara otomatis. Atau rujukan lainnya yakni sistem kereta api otomatis di Jepang dan negara maju lain. Dimana kereta bisa jalan sendiri tanpa masinis, kondektur dan beli tiketnya pakai mesin. Katanya loh ya, saya sendiri belum pernah naik kereta ke Jepang. Kalau kereta jurusan Depok – Tanah Abang sih sering hehehe...
Tapi jangan lupa, siapa yang membuat sistem otomatisasi tersebut? Pengelola bank dan pengelola kereta api. Dialah sopirnya. Sama mirip kendaraan beroda empat otomatis. Orang yang merancang kendaraan beroda empat bisa melaju sendiri itulah sopirnya.
Arti makna filosofi yang bisa diambil dari hal ini adalah: Pengusaha (sopir) yang kreatif dan inovatif, akan menemukan cara efektif dalam menjalankan roda bisnisnya. Artinya, beliau akan berpikir bagaimana bisnisnya tetap berjalan ketika ditinggal tidur sekalipun? Hal ini terang akan mengurangi beban biaya operasional tidak sedikit. Imbasnya, keuntungan jadi lebih besar.
Filosofi Gas dan Rem: Cepat lambat laju kendaraan beroda empat tergantung sopir
Perusahaan akan melaju cepat, lambat, atau malah berhenti itu tergantung kecakapan pemiliknya (sopir) dalam mengelola perusahaan. Pebisnis yang berpengalaman, tahu dimana ketika harus menginjak pedal gas kuat-kuat. Tahu kapan harus mengerem, memperlambat laju kendaraan. Pandai mengambil posisi sebelum menyalip (pesaing), belok kanan-kiri dll. Intinya, bakir mengendalikan perusahaan untuk mencapai tujuan (kesuksesan)
Sebaliknya, pengusaha kurang cakap yang maksa oper gigi 4 pada kecepatan 10 km/jam, akan membuat gigi mesin jadi rontok. Akibatnya akan terlambat, atau mungkin gagal sebelum hingga tujuan. Iya, soalnya waktunya habis untuk memperbaiki angkotnya. Untuk itu, sebelum narik angkot sebaiknya punya SIM B dulu.
Makna atau nasihat yang bisa dipetik dari filosofi gas dan rem ini adalah: Berbisnis itu harus menguasai bidang wirausaha yang dijalankan. Ini yakni modal keahlian paling penting yang harus dikuasai oleh seorang pebisnis. Mungkin bagi pengusaha muda pemula, yang masih perlu jam terbang dalam mengelola usaha, sebaiknya rajin belajar. Tak persoalan sambil berbisnis menimba ilmu pada jago ekonomi dan pengalaman para pakar urusan ekonomi yang telah sukses. Ini untuk mengasah mental, intuisi, feeling dan kemampuan mumpuni dalam berbisnis.
Filosofi lampu merah: Sopir yang Baik itu Taat Rambu-Rambu
Ini terkait dengan adab / instruksi etik dalam berbisnis. Semua sopir angkot ingin cepat-cepat hingga di daerah tujuan. Tapi, di tengah jalan juga wajib mentaati rambu-rambu lalu lintas (peraturan pemerintah). Tidak suka menerobos lampu merah (menyuap pejabat). Berjalan di jalur yang benar, tidak mengambil jalur yang melawan arus serta tindakan tak terpuji lain
Jangan menyetir secara ugal-ugalan, salip kanan kiri tak beraturan hingga naik trotoar segala. Karena hal ini membahayakan bisnisnya sendiri dan bisa merugikan penumpang serta orang lain. Dan semua jenis pelanggaran dalam urusan ekonomi itu pasti ada sanksi yang harus diterima. Baik sanksi hukum maupun sanksi moral.
Filosofi lampu merah ini mengajarkan kita: Berbisnis itu motivasi utamanya memang untuk mencari uang. Tapi tujuan itu jangan hingga membutakan mata kita pada hak orang lain yang juga butuh penghasilan. Pebisnis yang baik, menjunjung tinggi nilai-nila adab yang berlaku di masyarakat. Jadi, jikalau ingin sukses dengan bermartabat, sebaiknya menghindari kebiasaan buruk yang harus dihindari pengusaha.
Filosofi mesin dan BBM: Mobil berjalan lancar jikalau diisi BBM serta mesinnya normal
Dalam bisnis, materi bakar kita asumsikan sebagai modal (gaji). Sedang mesin yakni karyawannya. Kedua hal ini sangat menentukan sebuah perjuangan bisa berjalan baik atau mogok.
Mobil angkutan (perusahaan) akan berjalan lancar jikalau seluruh komponen mesinnya bekerja dengan baik. Jika salah satu onderdilnya rusak, maka kendaraan beroda empat akan mogok. Maknanya, seluruh karyawan mulai dari tingkat manajerial hingga pegawai rendahan harus bekerja sesuai bidang masing-masing.
Semua komponen tersebut akan berjalan jikalau diisi dengan materi bakar (gaji) yang cukup. Tanpa BBM yang cukup, bisa dipastikan kendaraan beroda empat agak mogok di tengah jalan. Dan peran sopir yakni mengecek semuanya dalam kondisi baik-baik saja sebelum memutar kunci kontak.
Falsafah mesin dan bensin ini mengingatkan kita sebagai pengusaha untuk selektif dalam memilih karyawan. Semakin berkualitas karyawan yang kita pekerjakan, semakin indah untuk mendukung kelancaran bisnis. Tapi tanpa gaji yang sesuai apalagi dibawah UMR, tak mungkin orang profesional mau bekerja di perusahaan Anda. Jadi, berikan bayaran yang sepadan dengan hasil kerjanya. Karena mereka kerja itu motif / motivasi utamanya yakni mencari pendapatan, bukan untuk kerja bakti!
Filosofi Melayani Penumpang
Dalam bisnis, penumpang baik itu orang maupun barang kita artikan sebagai konsumen. Merekalah yang akan membayar kita jikalau mereka kita antarkan hingga ke destinasi yang dituju dengan selamat.
Filosofi ini mengajarkan para pebisnis untuk melayani customer (penumpang) dengan baik. Para penumpang cenderung memilih naik angkot, bus kota yang indah dan pelayanan yang memuaskan. Jika kondisi mobilnya sudahlah reot, layanannya mengecewakan, sopirnya nyetir ugal-ugalan – harga tiketnya mahal lagi, jangan harap ada penumpang yang mau naik.
Sebagai penumpang, kira-kira kesel nggak kalau kita mengingatkan sopir bus kota semoga tidak ugal-ugalan di jalan tapi jawabannya gini: “Bayar goceng aja minta selamat!” Bukan kesel lagi, rasanya pingin nonjok mukanya, bukan?
Ini juga berlaku dalam bisnis, terutama urusan ekonomi jasa. Pelayanan yang buruk, karyawan yang judes, waktu menunggu yang lama dan bentuk-bentuk ketidaknyamanan lain akan membuat pelanggan ogah beli produk jasa yang akan kita tawarkan.
Pelajaran berharga dari filosofi penumpang angkot ini adalah: Pelayanan prima pada pelanggan itu merupakan kunci sukses dalam berbisnis. Karena tanpa pelanggan, urusan ekonomi apapun tidak akan pernah dapat menghasilkan keuntungan sepeserpun. Catet...
Filosofi masuk garasi
Kejar setoran itu wajar saja untuk menerima omset dan laba besar. Dan syarat sukses itu memang harus bekerja keras penuh semangat motivasi tinggi dan dedikasi. Tapi mirip angkot dan bus kota, sopir perlu istirahat untuk menjaga kondisi tubuh. Jika dipaksakan akan berbahaya alasannya yakni bisa berakibat menurunnya konsentrasi alasannya yakni mengantuk. Mesin juga perlu didinginkan sejenak di dalam pool atau garasi. Kalau digeber terus menerus, akan jadi panas dan cepat rusak.
Berbisnis juga demikian. Sebagai pengusaha, harus pandai-pandai mengatur waktu. Manajemen waktu bagi pengusaha itu sangat penting. Karena selain untuk memikirkan bisnis, kita juga harus punya waktu untuk keluarga, kehidupan sosial dan keagamaan. Terus menerus mikirin urusan kantor beresiko membuat otak jadi stress. So, tak ada salahnya mengajak staff kantor piknik bersama semoga pikiran jadi fresh dan kembali semangat ketika kerja keesokan harinya.
(+)
Banyak ragam benda maupun kejadian di sekitar dapat kita ambil hikmahnya. Para filsafat acapkali mengambil rujukan sifat maupun fungsi suatu benda untuk menjelaskan suatu gagasan, ide maupun pelajaran tertentu. Hal ini dimaksudkan semoga intisari dari apa yang hendak disampaikan mudah dipahami. Karena dengan membayangkan sesuatu yang sudah melekat dalam pikiran, penjelasan serumit apapun akan cepat terserap di otak kita