Tips Sukses CT: Kerja Keras - Kerja Cerdas

Tips Sukses CT: Kerja Keras - Kerja Cerdas

Belajar dari dongeng sukses Chairul Tanjung- pilih kerja keras atau kerja cerdas? Kalau ingin sukses dalam berbisnis, pengusaha harus kerja keras. Untuk berhasil menerima kekayaan, punya banyak uang dan jadi orang terpandang, kita dituntut untuk berusaha lebih giat. Jika orang-orang pada umumnya menghabiskan waktu 8-10 jam sehari dalam bekerja, maka untuk sukses, kita harus bekerja melewati batas normal tersebut. Begitu kata para orang tua, guru dan sebagian mastah ekonomi pada jaman dulu.
kisah sukses urusan ekonomi Chairul Tanjung kerja 18-20 jam sehari
Chairul Tanjung. sumber gambar: flickr.com
Ajaran kerja keras tersebut tidaklah salah. Chairul Tanjung, pengusaha muslim terkaya di Indonesia telah membuktikannya. Tips sukses Chairul Tanjung telah dibagikan dalam buku berjudul “si Anak Singkong”. Di buku tersebut dia menyebarkan pengalaman dongeng hidup. Dimana pada ketika muda, bos CT Corp tersebut bekerja 18 hingga 20 jam sehari untuk menjadi konglomerat menyerupai sekarang ini. Kamu sanggup melakukannya?

Jadi, kerja keras itu lebih baik dibanding kerja cerdas? Tunggu dulu. Jangan terlalu buru-buru membuat kesimpulan. Kita bandingkan dulu dengan tetangga saya, sebut saja namanya Bejo. Beliau juga tidak kalah kerja kerasnya dibanding Chairul Tanjung. Dari jam 7 pagi hingga jam 4 sore bekerja sebagai kuli bangunan. Jam 7 malam selepas isya hingga jam 4 subuh berangkat narik ojek di terminal. Total, 18 jam waktunya dihabiskan untuk mencari penghasilan. Namun alhasil hanya cukup untuk menghidupi keluarganya

Membandingkan dongeng orang sukses macam Chairul Tanjung dengan orang biasa menyerupai Pak Bejo ataupun saya mungkin tidak fair. Kelasnya terperinci beda. Tapi perlu diketahui, sebelum sesukses sekarang ini, pemilik puluhan perusahaan raksasa tersebut juga berasal dari keluarga biasa. Sama menyerupai kita. Baca juga: Kisah Sukses Gojek

Lalu apa yang membedakannya? Kerja cerdasnya!

Kapan saatnya kerja keras?

Ada yang bilang kerja keras di periode urusan ekonomi modern menyerupai sekarang ini sudah ketinggalan jaman. Untuk meraih kesuksesan, tidak perlu kerja keras. Cukup kerja cerdas.

Argumen yang dilontarkan cukup rasional. Sampai kapan badan ini bisa diajak berjibaku kerja lebih dari 12 jam sehari? Saya pernah mencoba praktek bekerja siang malam selama satu bulan. Hasilnya? Kena tifus! Uang hasil kerja keras tersebut habis buat menebus resep obat

Artinya, kondisi fisik orang itu beda-beda. Secara medis, kebanyakan orang di atas usia 35 tahun sudah tidak bisa diajak kerja keras. Maka, selagi umur masih muda, bekerjalah dengan keras! Jangan menyerupai saya (penulis), ketika muda waktunya dihabiskan untuk santai-santai. Alhasil, ketika keinginan memperbaiki perekonomian mulai tumbuh (karena keadaan), fisik sudah tidak mau diajak kompromi

Kapan waktunya kerja cerdas?

Sekarang! Sama menyerupai kondisi fisik, fungsi otak akan mengalami penurunan seiring bertambahnya usia. Makin tua, makin susah diajak kerja cerdas. Daya kreasi mulai menurun. Ide-ide inovatif mulai jarang muncul. Kemampuan analisa mulai kendor. Dan itu proses alamiah yang tidak bisa dihindari

Kerja cerdas yang dimaksud di sini adalah:
  1. Jeli melihat dan membaca peluang
  2. Cepat dalam mengambil keputusan strategis
  3. Cerdas dalam membagi waktu
  4. Pintar dalam mengelola sumber daya yang dimiliki menjadi produk yang mempunyai nilai lebih di mata masyarakat
  5. Kreatif dan inovatif dalam mengembangkan usaha
  6. Pandai menyusun rencana bisnis
Tapi perlu diingat, untuk mencapai taraf kerja cerdas, diharapkan kerja keras untuk belajar. Logikanya, bagaimana bisa kerja cerdas kalau tiap hari tidur melulu. Pegang hape hanya buat upload foto pas liburan ke Hawai, pamer kekayaan orang tua, modusin cewek di sosmed. Tidak mau memanfaatkan kecanggihan gadgednya untuk mengembangkan urusan ekonomi warisan ortunya. Tidak mau berguru dari pengalaman orang gagal maupun sukses

Itu kalau kau beruntung jadi anak orang kaya. Tinggal meneruskan perjuangan milik orang tua. Bagaimana yang terlahir dari keluarga pas-pasan?

Contoh kerja keras vs kerja cerdas

Sebagian besar dari kita sudah merasa kerja keras namun alhasil masih kurang memuaskan. Yakin? Misalnya dari pukul 9 pagi berangkat keliling cari orderan hingga jam 10 malam gres pulang. Apakah itu termasuk kerja keras? Mungkin kalau rentang waktu 13 tersebut benar-benar dimanfaatkan untuk menemui calon konsumen, presentasi menunjukkan barang atau jasa yang dijual. Tapi kalau hanya 3 jam saja waktu efektif yang dipakai untuk urusan bisnis, sedang 10 jam lainnya buat asyik main di rental PS, jojing di daerah karaoke atau mancing? Nilai sendiri kadar kerasnya perjuangan kita

Tolok ukur atau barometer keras tidaknya perjuangan kita, tidak bisa dipatok dari seberapa lama kita kerja. Seberapa deras keringat bercucuran. Seberapa besar tenaga yang kita keluarkan.

Kerja keras itu wacana seberapa efektif upaya yang telah kita lakukan. Contohnya begini. 

Ada 2 orang usahawan menjual produk yang sama. Kebetulan keduanya memprospek konsumen yang sama pula. Pengusaha pertama (A) berjalan puluhan kilometer mendorong gerobak dagangan untuk menemui pembeli tersebut. Sedangkan pengusaha kedua (B) cukup chat via whatsApp untuk melaksanakan deal transaksi. Saat si A sampai, si konsumen sudah keeduluan pesan ke si B dan barang dalam proses pengiriman melalui jasa kurir.

Dalam teladan kasus di atas, apakah pengusaha A kerja lebih keras? Dilihat dari segi tenaga, waktu dan biaya, iya. Tapi dari sisi efektifitas, si B jauh lebih efektif. Itulah yang disebut dengan kerja cerdas!

Kesimpulan:

Karena segmen pembaca artikel kali ini yakni kalangan kaum muda, maka uraiannya singkat saja. Maklum, kebanyakan anak muda malas kalau disuruh baca goresan pena yang terlalu panjang. Saya yakin, dengan penjelasan singkat saja pasti sudah pada paham. Kan termasuk golongan generasi cerdas. Atau malah pada resah ya?
“Untuk mencapai sukses, harus dimulai sedini mungkin. Bekerjalah dengan perjuangan keras sekaligus cerdas. Jangan tunggu lebih lama sebab waktu terus berputar. Kalau tidak memulai sekarang, kapan lagi? Ingat, umur seseorang tidak ada yang bisa menduga”
Semoga dongeng dan tips sukses berbisnis ala Chairul Tanjung (CT) ini menyampaikan motivasi tersendiri bagi generasi muda. Ambil sisi baiknya sebagai pelajaran demi masa depan yang lebih baik. Maju terus para entrepreneur muda impian bangsa. Ambil 1 dari 1001 peluang perjuangan yang kalian minati. Jadilah Chairul Tanjung versi masa depan. Perbanyak perbendaharaan pengusaha sukses Indonesia semoga kita tidak terjajah oleh produk gila yang terus membanjiri pasar tanah air. Merdeka!!

Bagikan di medsos: Facebook Twitter Google+

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

Back To Top