Membangun Jaringan Pemasaran di WarKop

Membangun Jaringan Pemasaran di WarKop

Trik marketing - Strategi membangun dan menyebarkan jaringan pemasaran di warung kopi mungkin terbilang kuno. Cara ini cocoknya diterapkan pada urusan ekonomi yang membidik target pasar lokal di bidang jasa, industri dan perdagangan konvensional. Namun tak terbatas pada perjuangan kecil, mampu juga dipraktekkan pada perusahaan besar skala regional - nasional. Ya, sebagai sistem pemasaran alternatif lain.
cara mencari kekerabatan urusan ekonomi di warug kopi

Pengertian Jaringan Marketing Warung Kopi

Apa itu jaringan pemasaran warkop? Warkop relathionship yakni istilah yang ngetrend di kalangan para makelar dan sales marketing lapangan. Di mana dalam menjalin kekerabatan penjualan, sering dilakukan di warung kopi pinggir jalan. Biasanya pada waktu jam istirahat siang. Sambil ngopi, makan, melepas lelah, mereka saling bercanda, ngobrol ngalor ngidul membicarakan tentang segala hal.

Berawal dari obrolan kalem inilah terbentuk jaringan marketing yang luas. Para pemasar jalanan menjajaki peluang kerjasama. Mula-mula saling bertukar gosip ihwal produk yang masing-masing pasarkan. Jika dirasa ada kecocokan, antar sales membuat kesepakatan untuk saling menyampaikan produk barang atau jasa pada konsumen.

Dari aktifitas saling tukar order sales get sales, akan terbentuk mata rantai silang. Makin banyak kenalan, makin besar peluang melebarkan jaringan bisnis. Jika Anda mengaku pebisnis lapangan, pasti sudah paham. Ini merupakan langkah street smart. Hanya mampu dilakukan oleh street entrepreneur

Pembicaraan urusan ekonomi semacam itu tak harus selalu di warung kopi. Itu hanya istilah saja. Pertemuan mampu dilakukan di manapun. Di rumah, kantor, terminal, rumah makan mewah, hotel dan daerah lain. Caranya juga tak harus jumpa langsung. Bisa lewat telepon, chat di WhatsApp, video call dll.
 

Bentuk Kerjasama Jaringan Warkop

Bentuk relationship model jaringan warkop ini kebanyakan tidak bersifat formal. Lebih banyak alasannya faktor solidaritas persahabatan. Beda dengan jaringan distributor dan biro pemasaran resmi. Kesepakatan biasanya atas dasar rasa saling percaya saja. Tak ada perjanjian khusus yang mengikat kedua belah pihak. 

Keuntungan atau rewardnya memakai sistem persenan / fee. Sama menyerupai sistem makelaran. Orang yang menghubungkan penjual dengan pembeli akan mendapatkan komisi jikalau transaksi deal. Bahkan, kadang imbalannya cuma traktiran kopi plus ucapan terima kasih saja sudah cukup. Ini berlaku pada salesman tetap yang sistem gajinya bulanan dari perusahaan daerah ia bekerja. Makara tak ada budged untuk memberikan komisi pada perantara.

Karena niat awalnya untuk membantu kawan, tak jadi dilema jikalau hasilnya tidak seberapa. Kebanyakan sih sekedar buat dijadikan perjuangan sampingan. Sebagai penghasilan aksesori bagi para salesman lapangan. Tepenting yakni menjaga semangat kerukunan antar sesama pencari nafkah jalanan

Untuk menjalin kemitraan pemasaran, tak harus antar sales di bidang terkait. Semua praktisi lapangan mampu bekerja sama saling tukar order. Marketing credit finance mampu kerjasama bertukar info prospek pelanggan dengan biro asuransi, SPG mobil, makelar tanah, salesman snack, broker property, sales minuman ringan, penjual daging keliling, sales kanopi dan lain-lain.

Namun perlu diketahui, hukum imbal balik mutlak diperlukan. Jelasnya begini. Kita akan mendapat perlindungan jikalau juga sering membantu rekan lain. Jika kita hanya mau terima order tanpa mau balik memberi orderan pada rekan lain, jangan harap mereka mau repot menyampaikan produk / jasa kita di lain kesempatan


Contoh Praktek Jaringan Pemasaran ala Warkop

Contohnya kerja sama marketing kredit finance dengan sales pagar. Kedua produk ini tampak tak ada korelasinya sama sekali. Tapi mampu menghasilkan profit aksesori pada kedua belah pihak.

Cara kerjanya simpel. Marketing kredit finance menawarkan produk pagar - kanopi pada clientnya. Sebaliknya, sales pagar juga berusaha menyampaikan kredit pinjaman jaminan akta / kendaraan beroda empat pada pelanggannya.

Berikut yakni salah satu kisah pengalaman pribadi saya memanfaatkan jaringan marketing warkop untuk memasarkan produk bengkel las saya. Ini beneran terjadi, bukan dongeng karangan.

Saya pernah punya pelanggan yang kekurangan dana untuk melunasi pesanan pagarnya. Kebetulan saya punya rekan yang bekerja sebagai credit field officer di perusahaan finance. Namanya Herman. Kenalnya dulu juga berawal dari ngobrol di warung kopi.

Saya kemudian menyampaikan solusi untuk mengatasi masalah pelanggan tersebut. "Bagaimana kalau BPKB mobilnya digadaikan saja, Pak? Kebetulah saya punya sahabat yang mampu membantu." Dan ternyata dia setuju. Sayapun menghubungi Herman. Setelah proses pengajuan pinjaman di-acc dan dana cair, konsumen membayar pagar yang telah saya pasang. Sayapun dikasih uang tips oleh Herman. Karena ditempatnya kerja, selain mendapatkan gaji bulanan juga ada fee penjualan yang mampu bagi-bagi pada perantara.

Beberapa bulan kemudian Herman balik nelpon. "Mas, konsumen saya mau pasang rolling door dan kanopi nih. Bisa meluncur ke sini nggak, biar dia mampu nego sendiri?"

Tentu prospek emas ini tak mungkin dilewatkan. Sayapun OTW menuju alamat yang disebut. Dan alhamdulillah deal! Setelah semua pekerjaan selesai digarap, sayapun memberi komisi pada Herman

Dari pola faktual di atas, ada 3 keuntungan yang saya dapat:
  1. Masalah pembayaran konsumen balasannya terpecahkan
  2. Mendapat komisi dari relasi
  3. Mendapat order dari jaringa

Baca juga tips ini: memasarkan perjuangan bengkel

Dalam hal ini, tentu menjajakan produk sendiri tetap jadi prioritas utama. Menawarkan produk dari kekerabatan hanya buat perjuangan sampingan saja. Sebelum menjual barang dagangan milik rekan lain, sebaiknya melihat kondisi customer. Jangan memaksakan kebutuhan yang sekiranya tidak diharapkan client. Jika ngawur, beresiko menjatuhkan kredibilitas kita. Jadi, harus pintar-pintar membaca situasi dan kondisidi

Manfaat Membangun Jaringan Marketing

Salah satu seni administrasi jitu guna mendongkrak omzet penjualan yakni dengan membangun jaringan pemasaran yang kuat. Tanpa sistem marketing network solid, perjuangan akan stagnant, sulit berkembang.

Bagi perusahaan besar, itu tak jadi masalah. Dengan dukungan modal besar plus sumber daya insan profesional, bukan hal sulit membentuk jaringan distribusi pemasaran yang handal.

Tapi bagi pengusaha kecil sekelas UMKM / perjuangan rumahan,  tentu jadi kendala besar jikalau tak pintar-pintar memanfaatkan potensi yang ada.

Untunglah, di masa kemajuan teknologi gosip ini, ada banyak alternatif mudah dan murah untuk menyebarkan jaringan bisnis. Contohnya: Memanfaatkan aplikasi urusan ekonomi untuk usaha, social network di internet. Direct mail (millis). Call by phone. Serta banyak lagi kemudahan digital marketing pendukung sukses lain.

Dan trik kuno menyerupai ulasan diatas yakni salah satu cara dalam membangun jaringan bisnis. Menurut saya sih masih relevan sampai sekarang. Tapi jikalau dianggap ketinggalan jaman, ribet, kurang efektif... ya tak usah dilakukan. Masing-masing kan punya seni administrasi sendiri. Silahkan share jikalau dirasa membantu perkembangan perjuangan rekan-rekan Anda.



Bagikan di medsos: Facebook Twitter Google+

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

Back To Top