5M: Hal Buruk Yang Harus Dihindari Pengusaha

5M: Hal Buruk Yang Harus Dihindari Pengusaha

5M atau 5 hal ini harus dihindari oleh pengusaha kalau ingin bisnisnya sukses. Tepatnya, tidak boleh dilakukan oleh siapa saja. Bukan hanya hal terlarang bagi para pebisnis. Tapi berlaku juga untuk pemimpin, karyawan, pegawai negeri, aparat, mahasiswa, anggota dewan, makelar dan semua orang. Karena 5M merupakan tindakan yang melanggar hukum maupun iman agama, instruksi etik profesi dan norma di masyarakat

Hal dan kebiasaan buruk yang seharusnya tidak dilakukan ini mampu membuat urusan ekonomi jatuh dalam kebangkrutan. Banyak pebisnis, baik itu pengusaha muda, pemula, kecil hingga besar gulung tikar dan terjerat hutang karenanya. Bahkan tak sedikit terpaksa berurusan dengan pihak berwajib. Contohnya tak usah disebutkan karena dongeng ihwal milyarder tersandung kasus 5M sudah diberitakan dimana-mana. Dan kalau tak ingin mengalami nasib pengalaman serupa, jangan lakukan perbuatan yang harus dihindari oleh pengusaha ini

Apa artinya 5M?

Pengertian: 5M yakni kata lain dari “molimo”, istilah akronim dalam falsafah Jawa yang diartikan sebagai 5 hal tindakan, perbuatan, sifat, kebiasaan dan keinginan buruk / tidak terpuji yang harus dihindari. Dengan kata lain merupakan 5 pantangan yang akan merugikan dan berakibat buruk kalau dilanggar.

Kelima hal buruk yang harus dihindari oleh pengusaha dan khalayak ramai tersebut adalah:
  1. Main – berarti beryudi atau bertaruh
  2. Madon - secara harfiah berarti main perempuan. Makna tersiratnya yakni selingkuh, merusak rumah tangga orang lain. Dan ini tidak hanya terlarang bagi laki-laki, kaum wanita juga tidak boleh melakukannya
  3. Maling – Dalam bahasa Indonesia berarti mencuri. Maling dalam makna lebih luas termasuk juga menipu, menggelapkan, menyuap, memberi uang grativikasi, korupsi dan tindak kriminal yang merugikan orang lain secara finansial
  4. Mabuk – Suka minum minuman keras hingga teler
  5. Madat – Memakai narkotik, obat terlarang (narkoba) dan barang haram sejenis
Sudah tahu kan kalau 5M atawa M5 yang dimaksud di sini bukan akronim dari duit 5 milyar? Istilah molimo atau sering disebut 5M pertama kali dicetuskan oleh Sunan Ampel, salah satu tokoh Walisongo dalam rangka syiar Islam di tanah Jawa. Ajaran ini hingga sekarang masih dianut oleh kaum orang renta dalam mendidik anak-anaknya. Dan tak ada salahnya diterapkan dalam dunia urusan ekonomi di kala modern sekalipun.

Mengapa 5M harus dihindari oleh pengusaha?

Secara umum sudah dijelaskan di atas. Bahwa molimo: main, madon, maling, mabuk dan madat yakni perbuatan atau kebiasaan jelek. Tidak patut dicontoh, diteladani, apalagi dijadikan hobi. Anak kecil aja tahu. Tapi heran, kok masih saja ada yang melaksanakan ya? Padahal hal penting semacam ini telah disinggung oleh para orang bijak maupun motivator bisnis . Apakah memang begitu berat untuk menghindarinya? Entahlah...

Secara terperinci, inilah dampak buruk dari 5 M atau molimo


1. Hindari Main

Main yudi apapun bentuk dan jenisnya, harus dihindari terutama oleh usahawan karena kegiatan ini hanya menjanjikan keuntungan semu. Para sesepuh mewanti-wanti supaya tidak terjebak hobi taruhan, judie dan sebangsanya karena faktor-faktor ini. 

> Kalaupun menang, cenderung menghambur-hamburkan uang hasil kemenangannya untuk foya-foya serta hal tak penting lain. Mereka merasa mencari uang dengan cara mudah, sehingga tak ada rasa sayang membuang duit percuma. Selain itu, kemenangan akan memicu untuk bertaruh dengan nilai yang lebih besar dengan cita-cita mendapat keuntungan yang lebih besar dari sebelumnya 

>> Bagi pihak yang kalah, akan timbul rasa penasaran ingin mengembalikan duitnya yang telah hilang. Mereka sulit berhenti sebelum uangnya benar-benar habis. Pada level paling parah, bahkan tidak jarang hingga menggadaikan BPKB mobil, akta rumah tanah, serta asset pribadi dan perusahaan.

Bagi pengusaha, hal ini terang membahayakan kelangsungan bisnisnya.  Resiko terburuk, perusahaannya akan dilelang juga untuk melampiaskan hobi bermainnya. Iya kalau permainan monopoli, pakai uang mainan. Kalau duit milyaran yang dipertaruhkan, apa tidak bangkrut?
Seperti kata-kata bang haji Rhoma Irama dalam syair lagunya: "Jjudi! treet...! menjanjikan kemenangan... Jjudi! Treet....! Menjanjikan kekayaan. Bohong! Kalaupun kau menang, itu awal dari kekalahan. Bohong! Kalaupun kau kaya, itu awal dari kemiskinan...!!" 
Nah, kalau main trading forex, masuk kategori bukan? Maaf, saya tidak dalam kapasitas untuk menyampaikan pendapat. Silahkan tanya pada mahir ekonomi dan lembaga terkait yang berwenang


2. Hindari Madon

Hindari main-main soal asmara kalau ingin sukses berbisnis. Sebagai pengusaha, jangan coba-coba bermain api kalau tak ingin terbakar. Resiko melaksanakan affair dengan yang bukan pasangan resmi mampu berakibat fatal. Anda mampu diporotin, dijebak atau bahkan dibunuh gara-gara masalah hasrat hawa nafsu.

Banyak pola perjuangan bangkrut, karier hancur, rumah tangga berantakan, nama baik tercoreng karena wanita simpanan (WIL) atau pria idaman lain (PIL). Tanpa menyebut nama, lihatlah nasib dari seorang bisnisman di bidang tour travel sekaligus pemuka agama kondang yang eksklusif redup setelah kawin lagi?

Lihat juga buku sejarah membuktikan, banyak raja-raja dan pemimpin dunia jatuh karena wanita. Maaf, bukan maksud hendak melecehkan kaum hawa. Tapi realita keruntuhan sebuah keajaan atau negara karena latar belakang asmara banyak tercatat dalam sejarah.

Penyakit abnormal asmara memang paling sering menjangkiti orang yang berkantong tebal. Dengan alasan prestise, kaum elite rela merogoh kocek ratusan juta rupiah biar mampu kencan dengan artis. Gosipnya sih begitu. Entah kebenarannya, saya sendiri belum pernah mencoba hal terlarang semacam itu. Kalau mampu sih dihindari oleh kaum wiraswasta, kecuali... terpaksa! Maaf, bercanda Heheh...  


3. Hindari Maling

Pengusaha yakni profesi terpuji. Membantu menyerap lapangan kerja. Menyumbang devisa negara melalui pajak. Ikut mensukseskan kegiatan pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan dll. Makara hindari praktek kotor dalam mencari keuntungan. 

Dalam bisnis, maling atau mencuri itu bukan diartikan hanya mengambil barang milik orang lain layaknya pencuri kelas teri. Kadang, tindakan yang kita anggap sebagai taktik cerdas dalam berbisnis menyerupai berikut ini mampu dikategorikan sebagai mencuri. Dan mungkin sebagai pengusaha atau marketing, kita tidak menyadarinya.

  • Menyuap pejabat pemerintah

Bagi sebagian pengusaha kontraktor, menyuap pejabat pemerintah atau anggota dewan untuk memenangkan tender dianggap hal wajar. Demi menerima proyek pembangunan jalan, jembatan, jalan masuk irigasi, gedung dan proyek-proyek pemerintah lain, para kontraktor sering kongkalikong, menyampaikan uang gratifikasai pada "orang dalam" alias makelar birokrasi.

Menyuap, korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) terang menyalahi peraturan. Tapi bagi sebagian pebisnis nakal, hal ini dianggap stategi pemasaran jitu. Padahal kalau kasusnya terbongkar oleh KPK, resiko denda dan penjara sudah pasti menanti. Tapi inilah pola urusan ekonomi di Indonesia. Menempuh jalur resmi sesuai prosedur tender mungkin hanya sebatas teori. Praktek di lapangan, jauh api dari panggang alias hampir mustahil

Mungkin trik marketing dengan memanfaatkan jaringan birokrasi model beginian mendatangkan keuntungan luar biasa. Tapi resiko ancaman hukumannya juga tidak main-main. Dan yang pasti, kalau mengaku sebagai wirausahawan bermoral, hindari cara-cara berbisnis yang salah kaprah menyerupai ini.

  • Memanipulasi laporan keuangan

Membuat dua atau tiga versi laporan keuangan perusahaan sudah menjadi belakang layar umum di kalangan konglomerat. 1 untuk intern perusahaan, 1 untuk pemegang saham dan lainnya untuk kepentingan perpajakan. Tujuannya untuk memanipulasi keadaan keuangan yang bekerjsama supaya terhindar dari kewajiban membayar pajak tinggi atau mengurangi pembagian nilai deviden.

Maaf kalau kami katakan kebijakan menyerupai ini termasuk maling. Karena secara halus telah mencuri hak dan merugikan orang lain. Dan perbuatan menyerupai ini sebaiknya dihindari oleh pengusaha.

Tindakan mencuri dalam dunia wiraswasta lainnya ini sebaiknya juga harus dihindari. contohnya:

  • Melakukan praktek kartel atau monopoli usaha
  • Menyelundupkan barang eksport dan import
  • Memalsukan merk produk tekenal dari perusahaan lain
  • Merekondisi produk bekas dan menjualnya sebagai barang baru
  • Menipu rekan bisnis
  • Dll

4. Hindari Mabuk

Mengapa mabuk bin teler tidak baik bagi semua orang? Karena mabuk-mabukan merugikan kesehatan. Khusus bagi pengusaha, mabuk membuat pikiran jadi kacau. Sehingga akan kuat dalam mengambil langkah, taktik dan keputusan yang salah. Bayangkan kalau sebuah kebijakan penting diputuskan dalam kondisi tidak sadar. Bisa hancur acak-acakan bisnisnya.

Apalagi jika kelemahan suka mabuk ditahui dan dimanfaatkan pesaing atau orang yang tidak senang dengan kesuksesan kita. Habislah jerih payah membangung urusan ekonomi dari nol dalam sekejap. Itulah sebabnya orang bijak menyarankan untuk menjauhi kebiasaan buruk ini.


5. Hindari Madat

Ini hampir sama dengan mabuk. Kebiasaan mengkonsumsi zat dan obat terlarang apapun jenisnya sangat berbahaya. Kecanduan dan ketergantungan narkobi akan merusak segala sendi kehidupan Anda. Termasuk juga masalah bisnis. Hal ini kami kira semua orang sudah tahu. Bahwa nyandu itu cuma menunjukkan kenikmatan sesaat. Selebihnya menodongkan pisau ancaman yang mengancam tiap jengkal sendi kehidupan. Makara tak perlu dikupas panjang lebar. Yang jelas, jangan coba-coba melaksanakan hal kolot menyerupai ini
o0o

Kelima faktor yang mampu menghancurkan bisnis dan kehidupan tersebut biasanya bersifat menular. Artinya, melaksanakan salah satu diantaranya akan merembet, memicu aktifitas terlarang lainnya. Contohnya, kebiasaan main akan mendorong orang untuk minum, main serong, dan kegiatan negatif lainnya. Karena lingkungan pergaulan yang gak bener kuat besar dengan pola tingkah laku.

Maka disarankan jauhilah hal-hal tidak pantas tersebut. Lebih bermanfaat kalau uang untuk main, memelihara WIL / PIL, beli mirasantika dan banyak sekali 'biaya kenakaln' tersebut dipakai untuk menambah modal usaha. Beli handphone gres buat cari orderan. Digunakan untuk membuka kantor cabang, ekspansi usaha, investasi, menghadiri seminar motivasi - pengembangan diri dan fungsi aktual lain. Jangan hingga menyesal kalau perjuangan gulung tikar karena kebiasaan buruk tersebut. Karena sekali bangkrut, untuk berdiri kembali itu susahnya setengah mati! Baca juga: cara berdiri dari kebangkrutan usaha

Itu tadi penjelasan ihwal M5 atau molimo yang harus dihindari oleh pengusaha. 5 hal yang tidak boleh dilakukan oleh pebisnis muda, renta atau siapa saja. Karena 5 masalah tersebut mampu bikin gulung tikar dan menghancurkan perjuangan yang gres dirintis maupun telah lama berdiri. Sebuah intisari dari aliran falsafah Jawa yang patut kita teladani. Tentunya masih banyak tindakan, kebiasaan jelek lain yang jadi pantangan bagi usahawan. Itu kalau ingin sukses dalam urusan ekonomi dan dalam bidang apapun juga. Mudah-mudahan memberi manfaat 


Bagikan di medsos: Facebook Twitter Google+

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

Back To Top